
Tim Peneliti LPPM Untan Jajaki Kerja Sama Strategis dengan PT MAS dalam Pengembangan Obat Antifungi
Pontianak, 23 Januari 2025 – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Tanjungpura (Untan) mengutus tim peneliti unggulan Grant Riset Strategis (GRS) Tahun 2024 untuk menjalin diskusi dan menjajaki kerja sama strategis dengan PT MAS, sebuah perusahaan perkebunan terkemuka di Kabupaten Mempawah dengan luas ±10.000 hektare. Diskusi tersebut dirancang untuk mendukung penelitian berjudul Strategi Pengembangan Obat Antifungi Selektif dan Kuat untuk Pengendalian Kuratif Serangan Ganoderma boninense Resisten Fungisida Heksakonazol Berbasis Lipopeptida Novel Tahan Panas dan UV dari Streptomyces GBSR1.
Tim peneliti tersebut terdiri atas Cico Jhon Karunia Simamora, S.P., M.Si. (Agroteknologi, Fakultas Pertanian), Jumiati, S.Si., M.Si. (Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik), Dr. Nelly Wahyuni, M.Si. (Kimia, Fakultas MIPA), dan Muhammad Pramulya, S.P., M.Si. (Agroteknologi, Fakultas Pertanian).
Rombongan tim peneliti LPPM Untan dipimpin oleh para pakar di bidang bioteknologi dan pertanian. Mereka dijadwalkan bertemu dengan tim manajemen PT MAS yang diwakili oleh General Manager, Bapak Belman Manik, S.P., untuk membahas potensi implementasi hasil penelitian dalam mengatasi serangan Ganoderma di perkebunan kelapa sawit.
Ganoderma boninense, yang dikenal sebagai salah satu patogen utama tanaman kelapa sawit, telah menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan produksi perkebunan. Resistensi patogen ini terhadap fungisida konvensional, seperti heksakonazol, menjadi tantangan besar yang membutuhkan solusi inovatif. Oleh karena itu, penelitian LPPM Untan bertujuan mengembangkan senyawa lipopeptida novel yang tidak hanya selektif dan efektif, tetapi juga tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem seperti panas dan radiasi UV.
Belman Manik, S.P., General Manager PT MAS yang merupakan perusahaan afiliasi di bawah PT Parna Raya, menyambut baik inisiatif ini. “Kami melihat potensi besar dalam kerja sama ini, terutama dalam memanfaatkan penelitian berbasis teknologi modern untuk menangani permasalahan yang dihadapi industri perkebunan kelapa sawit. Kami berharap sinergi ini dapat menghasilkan solusi berkelanjutan dan berdampak nyata,” ujar Belman.
Kerja sama ini diharapkan tidak hanya menghasilkan inovasi teknologi untuk menangani serangan Ganoderma boninense, tetapi juga menjadi langkah konkret dalam mendorong kolaborasi antara dunia akademik dan industri. Selain itu, program ini berpeluang mendukung upaya nasional dalam mengoptimalkan hasil produksi kelapa sawit sekaligus melestarikan ekosistem perkebunan.
Pertemuan antara tim LPPM Untan dan PT MAS dijadwalkan berlangsung dalam beberapa tahap diskusi. Agenda utama meliputi pemaparan hasil riset awal, identifikasi kebutuhan industri, dan penyusunan rencana implementasi kolaborasi. Hasil dari pertemuan ini diharapkan dapat mematangkan langkah untuk mengintegrasikan penelitian dengan praktik lapangan. Semoga kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan untuk sektor perkebunan di Kalimantan Barat.
Tag:Antifungi, kerja sama, LPPM Untan, PT MAS