Dosen Prodi Ilmu Kelautan FMIPA Untan Edukasi dan Giat Jaga Lingkungan di Pantai Tanjung Burung
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Dosen Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Tanjungpura di Pantai Tanjung Burung, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah digelar pada 29 Agustus 2024 dengan “Edukasi dan Giat Literasi Kelautan bagi Anak Sekolah”. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran serta pengetahuan siswa, guru, dan masyarakat setempat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan laut dan pesisir.
Beberapa sekolah yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut antara lain SMAN 1 Mempawah Hilir, SMAN 2 Mempawah Hilir, SMAN 1 Toho, dan SMKN 1 Mempawah Hilir. Selain itu, kegiatan juga dihadiri oleh masyarakat sekitar Pantai Tanjung Burung serta pelaksana kegiatan yaitu dosen dan mahasiswa dari berbagai angkatan Prodi Ilmu Kelautan Universitas Tanjungpura.
Ibu Nurhayati mewakili Kantor Kelurahan membuka acara Tanjung secara resmi membuka kegiatan PKM sekaligus mengapresiasi pelaksana kegiatan PKM Jurusan Ilmu Kelautan atas inisiatifnya dalam mengedukasi generasi muda dan masyarakat lokal tentang pentingnya menjaga lingkungan laut. Harapannya bahwa kegiatan ini dapat mengembalikan pesisir pantai Tanjung Burung seperti sediakala, karena selama belasan tahun terakhir ini, pantai di wilayah Tanjung Burung ini telah mengalami abrasi hebat sampai menenggelamkan sebagian daratan pantai di wilayah tersebut. Kegiatan ini sangat penting karena sejak dini mendidik anak-anak kita untuk lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan laut dan pesisir yang kita miliki,” ujar Ibu Nurhayati. Ketua Ppak Sudirman juga turut hadir turut hadir sekaligus memberikan sambutan, dengan menegaskan bahwa sangat pentingnya kolaborasi antara pihak akademisi, sekolah, dan masyarakat dalam menjaga lingkungan pesisir, demi keberlanjutan dalam pemanfaatannya. Pantai Tanjung Burung terkenal sebagai tempat rekreasi yang indah, dan pesisir wilayah ini terkenal sebagai penghasil kelapa dalam dan pisang nipah, yang menjadi sumber pencaharian masyarakat. Karena tingkat abrasi yang parah di daerah tersebut, sebagian wilayah pantai hilang/tenggelam, dan sumber pencaharian penduduk menjadi minim. Dengan kegiatan PKM ini diharapkan diperoleh cara untuk memperbaikinya,” tegas Pak Sudirman. Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Geografi Tingkat SMA Kabupaten Mempawah, yaitu Pak Syawalliansa, S.Pd, yang sekaligus juga merupakan Guru Geografi di SMAN 1 Mempawah Hilir hadir dalam kesempatan yang sama dan menekankan pada pentingnya pendidikan lingkungan, sehingga sangat penting untuk diajarkan sejak dini. “Anak-anak kita adalah agen perubahan, sehingga harus dibekali dengan pengetahuan dan kesadaran tentang lingkungan sejak dini terutama yang terkait dengan kelautan,” ucap Pak Syawal penuh harap.
Ketua pelaksana kegiatan PKM Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA UNTAN adalah Dr. Apriansyah, M.Si sekaligus menjadi pemateri dalam kegiatan pembukaan kegiatan PKM. Beliau menjelaskan secara rinci bagaimana kualitas udara dan air di pantai ini sangat penting untuk dipertahankan demi kelangsungan hidup biota laut dan kenyamanan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. “Menjaga kualitas udara dan air bukan hanya tentang menjaga lingkungan, tetapi juga tentang menjaga kesehatan kita semua,” ujar Dr. Apriansyah. Kegiatan dilanjutkan dengan materi tentang ekosistem mangrove oleh Shifa Helena, M.Si, pakar ekosistem mangrove, memaparkan tentang kondisi mangrove di Mempawah dengan memberikan contoh dari usaha konservasi pantai yang telah dilakukan di berbagai kawasan pesisir, terkait pentingnya menjaga seluruh tanaman yang tumbuh di wilayah pantai. Beliau menjelaskan bahwa mangrove dan tanaman lainnya memiliki peran krusial dalam melindungi pantai dari abrasi dan menjadi habitat penting bagi berbagai spesies hewan laut. “Mangrove adalah penjaga pantai kita. Mereka melindungi kita dari gelombang besar dan menjadi tempat tinggal berbagai biota laut. Kita harus menjaga mereka seperti kita menjaga rumah kita sendiri,” ungkap Ibu Shifa dengan penuh semangat.
Sesi edukasi ini ditutup dengan materi yang dibawakan oleh Ibu apt. Warsidah, M.Si, yang mengangkat tema tentang produk-produk bernilai ekonomi tinggi yang bisa dihasilkan dari sumber daya laut. Beliau menjelaskan bagaimana abon ikan dan bingke rumput laut bisa menjadi alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir, sekaligus juga menjadi sumber pangan bergizi bagi keluarga atau masyarakat yang tinggal di pesisir. “Dengan memanfaatkan sumber daya laut secara bijak, kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Ibu Warsidah sambil menunjukkan beberapa contoh produk olahan laut yang dibawa sebagai contoh.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penanaman bibit mangrove yang secara langsung ditanam di wilayah pantai Tanjung Burung, diikuti oleh seluruh peserta kegiatan. Bibit mangrove merupakan bantuan CSR dari PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Kapuas yang turut hadir dalam kegiatan penanaman mangrove di pantai tersebut.
Tag:fmipa, ilmu kelautan, PKM