
Universitas Tanjungpura dan PELINDO Laksanakan Program Carbon Village melalui Peningkatan Fasilitas Wisata dan Konservasi di Mempawah Mangrove Conservation
Mempawah, 17 Desember 2024 – Dosen Universitas Tanjungpura (Untan) bersama PELINDO kembali menunjukkan kontribusinya dalam mendukung pelestarian lingkungan sekaligus penguatan ekonomi masyarakat. Program Carbon Village yang dilaksanakan mencakup peningkatan fasilitas wisata di Mempawah Mangrove Conservation (MMC). Inisiatif ini juga menjadi bagian dari program konservasi lingkungan pantai yang berkelanjutan, khususnya di Desa Pasir, Kabupaten Mempawah.
MMC merupakan wujud keberhasilan dari upaya panjang konservasi mangrove yang dimulai setelah pembangunan batu pemecah ombak di kawasan pantai tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat Desa Pasir secara konsisten menanam berbagai spesies mangrove, seperti Rhizophora sp., Avicennia marina, Bruguiera sp., dan lainnya. Hasilnya, ratusan meter kawasan mangrove kini tumbuh subur, menggantikan fungsi batu pemecah ombak sebagai pelindung alami pantai.
Untuk mendukung pertumbuhan mangrove, tim akademisi Universitas Tanjungpura bersama Ketua dan anggota MMC mengembangkan teknologi Organic Coastal Defense (OCD). OCD adalah struktur kayu sederhana berbentuk kotak yang dirancang untuk menangkap lumpur dan mempertahankan pertumbuhan mangrove. Bahan kayu yang digunakan berasal dari kayu bekas, sehingga lebih ramah lingkungan. Dengan teknologi ini, mangrove yang ditanam memiliki peluang tumbuh lebih kuat karena akarnya terlindung dari erosi akibat gelombang laut, ujar Raja Fajar Azansyah, salah satu sosok sentral di MMC.
General Manager PT PELINDO Regional 2 Pontianak, Kalimantan Barat, Yanto, mengungkapkan bahwa sebagai bagian dari pengembangan jasa lingkungan, PELINDO dan Universitas Tanjungpura turut mendukung pembangunan fasilitas wisata di MMC. Pembangunan jalur wisata (Mangrove Track) sepanjang 20 meter telah diselesaikan dengan menggunakan kayu belian sebagai pondasi dan kayu papan sebagai lantai. Jalur ini dirancang untuk memberikan pengalaman wisata menyusuri area mangrove hingga ke tepi laut, sekaligus menawarkan pemandangan matahari terbenam yang indah. Selain itu, pintu gerbang modern berbahan besi baja ringan telah dibangun sebagai landmark baru MMC. Pintu gerbang ini tidak hanya memudahkan wisatawan menemukan lokasi, tetapi juga meningkatkan daya tarik visual kawasan wisata.
Selain itu, PELINDO dan Untan juga memikirkan akses jalan masuk yang sempit. Pelebaran jalan dilakukan dengan meratakan tanah untuk area parkir yang lebih luas, memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi. PELINDO dan Untan juga memberikan dukungan kepada nelayan lokal melalui program pelapisan kapal dengan bahan fiber, guna memperpanjang usia kapal hingga 3–5 tahun. Program ini dilengkapi dengan pelatihan keterampilan perekatan fiber kepada masyarakat, sehingga nelayan lokal dapat lebih mandiri dalam meningkatkan daya tahan kapal mereka, ujar Arif Mustangin, perwakilan PT PELINDO Pontianak.
Sebagai bentuk penguatan ekosistem, PELINDO dan Untan juga merancang kegiatan revegetasi mangrove dengan menanam sekitar 250 bibit dari berbagai spesies, seperti Avicennia alba, Sonneratia sp., dan Rhizophora apiculata. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkaya biodiversitas sekaligus melibatkan generasi muda dalam konservasi pantai melalui edukasi, penanaman mangrove, dan monitoring, ujar Sy. Achmad Zein Alkadrie, perwakilan PT PELINDO.
Program yang dirancang bersama oleh Untan dan PELINDO ini bertujuan untuk memberikan manfaat jangka panjang, baik bagi lingkungan maupun masyarakat lokal. Dengan tumbuhnya hutan mangrove yang sehat, potensi abrasi pantai dapat ditekan, habitat fauna laut terlindungi, dan daya tarik wisata meningkat. Secara ekonomi, masyarakat sekitar mendapatkan peluang tambahan penghasilan melalui pengelolaan wisata dan peningkatan daya tahan kapal nelayan.
Dengan sinergi antara akademisi Universitas Tanjungpura, masyarakat, dan mitra, MMC kini menjadi contoh nyata bagaimana konservasi lingkungan dapat berjalan seiring dengan penguatan ekonomi lokal. Kegiatan ini diproyeksikan selesai pada akhir 2024 dengan berbagai target keberhasilan, termasuk pelibatan kelompok masyarakat, perempuan, pelajar, dan anak-anak. Dengan inovasi yang terus berkembang, Mempawah Mangrove Conservation semakin memantapkan diri sebagai destinasi wisata edukatif yang mendukung kelestarian lingkungan dan memberdayakan masyarakat, ungkap Dody Sidik Permana, salah satu penanggung jawab program PT PELINDO Regional 2 Pontianak.