
Kolaborasi PELINDO dan Dosen Universitas Tanjungpura Berdayakan Masyarakat melalui Produk UMKM di Café Inovasi Desa Sungai Duri 2
Pontianak, 17 Desember 2024 – Tim dosen Universitas Tanjungpura (UNTAN) kembali mencatatkan kontribusi signifikan dalam pemberdayaan masyarakat di Kalimantan Barat. Bertempat di Café Inovasi Desa Sungai Duri 2, Kabupaten Mempawah, tim UNTAN memperkenalkan inovasi yang menggabungkan pengembangan produk UMKM dengan konservasi mangrove, serta menghadirkan ekowisata berbasis komunitas.
Melalui program bertema “Pengembangan Desa Tematik, Desa Duri II, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah”, dosen UNTAN, yang diwakili oleh M. Pramulya, S.P., M.P.; Jumiati, S.Si., M.Si.; Cico John Karunia Siammora, S.P., M.Si.; dan Dr. Nelly Wahyuni, bekerja sama dengan masyarakat setempat menciptakan berbagai produk unggulan UMKM. Produk seperti Kopi Jnati (Brown Sugar Coconut Latte), Es Kelapa Gula Merah, dan CoPuff (Coconut Puff Pastry) tidak hanya menjadi simbol inovasi lokal tetapi juga memiliki potensi besar dalam meningkatkan perekonomian desa. Kini, produk-produk tersebut dipasarkan di Kafe Lapo J’Nati, sebuah kafe yang bermakna “kedai persaudaraan” dengan pemandangan mangrove yang memukau, ungkap Cico selaku Penanggung Jawab Inovasi Produk UMKM.
Kafe Lapo J’Nati, yang berada di Desa Wisata Inovasi Sungai Duri 2, menawarkan konsep unik yang memadukan wisata alam mangrove dengan produk UMKM masyarakat lokal. Kafe ini dirancang sebagai titik singgah bagi wisatawan yang melewati jalur Pontianak–Singkawang. Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk PELINDO dan pemerintah setempat, kafe ini juga menjadi sarana edukasi tentang pentingnya ekosistem mangrove. Produk UMKM seperti Kopi Jnati dan CoPuff menjadi sajian andalan di kafe ini.
Selain itu, untuk mendukung pemasaran produk lokal, PELINDO dan UNTAN membangun display UMKM yang dirancang khusus untuk menampilkan berbagai hasil olahan warga, seperti makanan berbahan kelapa, pisang, dan ubi. “Kami berharap ini menjadi langkah nyata dalam mendukung ekonomi masyarakat setempat,” ujar Kalbar Yanto, General Manager Pelindo Regional 2 Pontianak.
Desa Sungai Duri 2 diharapkan menjadi pusat konservasi mangrove yang didukung oleh masyarakat, pemerintah, dan organisasi lingkungan. Di kawasan ini, vegetasi mangrove seperti Avicennia marina (api-api putih) tumbuh subur, tetapi tetap membutuhkan pengkayaan jenis untuk menjaga keberlanjutan ekosistem. “Program ini tidak hanya membantu melestarikan lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat pesisir,” ujar Jumiati, salah satu anggota tim UNTAN. Dengan mengembangkan ekowisata berbasis mangrove, desa ini mampu menarik wisatawan sekaligus memberikan edukasi tentang pentingnya pelestarian ekosistem.
Program ini juga dirancang untuk memperkuat kapasitas masyarakat, terutama kelompok perempuan, dalam mengembangkan usaha berbasis kearifan lokal. Dengan adanya fasilitas baru seperti kedai kopi, display UMKM, dan perbaikan gerbang wisata, Desa Wisata Inovasi Sungai Duri 2 diharapkan menjadi contoh sukses pengelolaan desa tematik berbasis komunitas dan lingkungan. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung hingga akhir 2024 dengan pendampingan intensif dari UNTAN. “Keberlanjutan program ini menjadi tanggung jawab bersama masyarakat Desa Sungai Duri 2, yang akan terus mengelola fasilitas ini secara mandiri untuk kesejahteraan mereka,” tambah Dr. Nelly Wahyuni, perwakilan tim UNTAN.
Melalui langkah-langkah ini, Desa Sungai Duri 2 tidak hanya menjadi simbol keberhasilan inovasi berbasis masyarakat, tetapi juga bukti nyata bahwa pemberdayaan ekonomi dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan. “Kami bangga dapat menjadi bagian dari kolaborasi yang luar biasa ini,” ungkap Kalbar Yanto, General Manager PT Pelindo Regional 2 Pontianak, dalam peresmian yang berlangsung penuh kebahagiaan.